Rabu, 14 Oktober 2015

Syarat Mengajukan KPR Bersubsidi - The Untold Story

Sebagai perantau di (pinggiran) ibu kota, ane udah paham bener sama macet, harga makanan di warung yang mahal (3x harga di kampung), sampai uang sewa kos yang tiap tahun selalu "disesuaikan". Hal ini membuat ane berpikir, kalo ngekos terus bisa-bisa uang bulanan habis buat bayar sewa yang semakin lama semakin naik. Akhirnya setelah itung-itungan sederhana dan mempertimbangkan manfaat kalo punya rumah sendiri, ane memutuskan untuk berburu KPR (Kredit Pembelian Rumah) bersubsidi.

Alasan mengajukan KPR bersubsidi karena 2 hal. Pertama, bayar kredit KPR bersubsidi hanya 700 ribuan per bulan (flat selama 20 tahun), mirip kayak kredit motor atau bayar tarif kosan bulanan di jakarta pusat. Kedua sesuai dengan profil keuangan ane. (maksudnya gaji tiap bulan.)

Banyak pengembang yang menawarkan KRP bersubsidi. Tapi pasti ada minusnya, misalnya ada yang secara akses agak lumayan (angkot "lumayan" ramai) tapi di bawah sutet, ada yang bangunan rumahnya gak dobel dinding dan tipis banget (bahkan dinding yang baru jadi aja sudah melengkung), ada yang di wilayah banjir dll.

Singkat cerita, setelah survey sana sini dan nemu yang pas secara kualitas dan kredibilitas developer ( dan lokasinya pas di pojokan kabupaten bogor), ane langsung ajuin. Syaratnya sih standar, kayak ktp, kk, surat keterangan tidak memiliki rumah yang di ttd i pak lurah, slip gaji, bukti potong PPh, rekening koran, sama bikin rekening BTN (untuk autodebit bayar cicilan).

Dan sales perumahan menanyakan profil keuangan juga. Tiga kali ane ne ditekankan bahwa gaji yang ditulis harus sebenarnya, dan harus terbuka kalo punya utang di bank/lagi kredit motor. Khusus masalah utang ini, ane beneran ditekankan berkali-kali. Bahkan sampai dibilangin kalo ane bohong ke salesnya, nanti bakal ketahuan pas BI checking, dan bakalan didenda 1 juta karena ngasih informasi gak bener. (wajah ane memang mencerminkan banyak utang)

Selain masalah itu ane juga dijelasin masalah nilai rumah. Jadi dari harga rumah yang 110jt-an itu, ane haya bayar DP 10% aja (ane bayarnya 12 jt), nanti sisanya dicover oleh KPR dan bayar nyicil per bulan. Kalo dari kasus ane itu berarti yang dicover sama KPR sebesar 110jt-12jt = 98jt. Dan itu bakal dicicil sebesar 700ribu selama 20 tahun.

Nah, untold storynya dimana?

Dua minggu kemudian, pas ane ngelengkapi berkas (udah bayar DP), ane iseng tanya masalah proses di banknya sudah ditahap apa. Dia bilang lagi BI checking.

Katanya nanti pas BI checking akan dilihat kita sudah punya/pernah mengajukan kredit apa. Pada dasarnya, MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) yang boleh ikut KPR bersubsidi ini hanya boleh berpenghasilan maksimal 4 juta. Sehingga maksimal pagu kredit yang diberikan oleh bank adalah 30% x 4 jt yaitu sekitar 1,2jt.

Misalkan ane udah punya cicilan motor per bulan sebesar 700rb, maka nanti yang dibolehin sama bank pemberi KPR, cicilan ane maksimal sebesar 1,2jt-700rb = 500rb rupiah. Jadi dengan tingkat bunga 5% selama 20 tahun silahkan dihitung sendiri berapa nilai pinjaman yang dicover oleh bank. (pastinya tidak full 98jt seperti hitungan awal)

"Kalo gitu terus gimana pak?"
"Ya masnya bayar tunai nilai dari rumah yang gak dicover oleh bank", kata salesnya
"Kenapa gak ngomong dari awal"
#savedompet
#siapayangmaunalangin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar